NAMA : SYAIFUL
BAHAR
NPM :
16211978
KELAS : 2EA24
PENYEBAB KEGAGALAN KOPERASI
Masalah efisiensi koperasi di
negara-negara bekembang (termasuk di Indonesia) telah menjadi bahan diskusi
panjang terhadap penyebab kegagalan koperasi. Hanel (1985 ), sudah mengkritisi
bahwa kegagalan koperasi di negara-negara berkembang disebabkan karena:
Dampak koperasi terhadap pembangunan
yang kurang atau sangat kurang dari organisasi koperasi, khususnya karena
koperasi tidak banyak memberikan sumbangan dalam mengatasi kemiskinan dan dalam
mengubah struktur kekuasaan sosial politik setempat bagi kepentingan golongan
masyarakat yang miskin.
Jasa-jasa pelayanan yang diberikan
oleh organisasi koperasi seringkali dinilai tidak efisien dan tidak mengarah
kepada kebutuhan anggotanya, bahkan sebaliknya hanya memberikan manfaat bagi
para petani besar yang telah maju dan kelompok-kelompok tertentu.
Tingkat efisiensi
perusahaan-perusahaan koperasi rendah ( manajemen tidak mampu, terjadi
penyelewengan, korupsi, nepotisme dll ).
Tingkat ofisialisasi yang yang sering
kali terlampau tinggi pada koperasi (khususnya koperasi pertanian ), ditandai
dengan dukungan/bantuan dan pengawasan yang terlalu besar, struktur komunikasi
dan pengambilan keputusan memperlihatkan sama seperti pada lembaga-lembaga
birokrasi pemerintah, ketimbang sebagai suatu organisasi swadaya yang otonom,
partisipatif dan berorientasi pada anggota.
Terdapat kesalahan-kesalahan dalam
memberikan bantuan pembanguan internasional dan khususnya kelemahan-kelemahan
pada strategi pembangunan pemerintah yang diterapkan untuk menunjang organisasi
koperasi.
Untuk mencoba mengatasi masalah
tersebut, lebih lanjut Hanel merumuskan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi perusahaan koperasi yang memiliki tugas utama dalam
mempromosikan anggotanya sebagai berikut:
Organisasi koperasi harus berusaha
secara efisien dan produktif, artinya koperasi harus memberikan manfaat dan
menghasilkan potensi peningkatan pelayanan yang cukup bagi anggotanya.
Organisasi koperasi harus efisien dan
efektif bagi anggotanya, artinya bahwa setiap anggota akan menilai bahwa
manfaat yang diperoleh karena berpartisipassi dalam usaha bersama merupakan
kotribusi yang lebih efektif dalam mencapai kepentingan dan tujuan-tujuannya
ketimbang hasil yang mungkin diperoleh dari pihak lain
Dalam jangka panjang, kopersi harus
memberikan kepada setiap anggotanya suatu saldo positif antara pemanfaatan (
insentif ) yang diperolehnya dari koperasi dan sumbangan ( kontribusi ) yang
diberikan kepada koperasi.
Koperasi harus mampu menghindari
terjadinya situasi dimana kemanfaatan yang dihasilkanoleh uaha bersama/koperasi
menjadi milik umum, artinya koperasi harus mampu mencegah timbulnya
dampak-dampak dari penumpang gelap ( free raider ) yang terjadi karena usaha
koperasi mengarah kepada usaha bukan anggota. Kondisi sepuluh tahun setelah itu,
pada dasawarsa 90-an, agaknya kondisi koperasi era 80-an masih belum banyak
mengalami perubahan seperti yang dikemukakan oleh Yuyun Wirasasmita ( 1991),
yang masih mendapatkan koperasi dengan kondisi:
1. Fungsi dan tujuan koperasi tidak
seperti yang diinginkan para anggotanya.
2. Struktur organisasi dan pengambilan
keputusan sukar dimengertidan dikontrol anggota dan dipandang terlalu rumit
bagi anggota.
3. Tujuan koperasi dipandang dari
sudut pandang anggota sering dianggap terlalu luas atau terlalu sempit
4. Karyawan koperasi dan para
manajernya dalam menjalankan perusahaan koperasi sangat tanggap terhadap arahan
pengurus dan atau pemerintah tetapi tidak tanggap terhadap arahan anggota.
5. Fasilitas koperasi terbuka juga
bagi non anggota sehingga tidak ada perbedaan manfaat yang diperoleh anggota
dan non anggota.Keberpihakan Pemerintah Sebagai Salah Satu Penyebab Gagalnya
Koperasi Indonesia.
Pernah melihat Kantor
koperasi di Indonesia yang megah? Pernah dengar Koperasi Simpan
Pinjam di Indonesia yang tersebar luas diseluruh Indonesia? jawab
saya adalah, tidak. Koperasi di Indonesia memang belum pernah semaju
itu hingga saat ini. Banyak hal yang melatar belakangi hal itu,
mulai dari kurangnya dana yang digunakan sebagai modal, hingga hal lain yang
sepele, misalnya ketidakjujuran pegawai koperasi Indonesia. Dalam
tulisan ini, penulis akan membahas salah satu penyebab kegagalan koperasi di
Indonesia, yakni keberpihakan pemerintah sebagai salah satu penyebab gagalnya
koperasi Indonesia.
Pengurangan subsidi dan membuka pasar selebar –
lebarnya tanpa adanya kebijakan proteksi sama sekali merupakan ciri
kapitalis yang kental. Namun, hal itulah yang kini mulai dirintis
oleh Indonesia, dengan ikut dalam Asean Free Trade Area, selain itu juga
bergabung dalam China-Asean Free Trade Area.
Hal ini semakin menunjukan pengkhiantan yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia terhadap ideologi pancasila.
Lantas setelah pemerintah melakukan pengkhianatan
ideologi, lalu? Hal ini yang sebenarnya
menjadi masalah. Disini terlihat bahwa
Indonesia tidak ingin konsisten dengan ideologinya, disaat negara – negara lain
mempertahankan eksistensi ideologinya.
Pemerintah terlalu perhatian terhadap hal lain. Dengan berkurangnnya perhatian pemerintah
terhadap per-koperasian di Indonesia, membuat koperasi terbengkalai. Mulai dari masalah permodalan, kurangnya
regulasi, dan lain sebagainya. Segala
yang tidak diperhatikan, pasti akan menimbulkan suatu hal yang buruk.
Jadi apabila memang Indonesia menginginkan kemajuan
koperasi, pemerintah harus konsisten terlebih dahulu terhadap ideologi
pancasila, karena itulah yang menjadi dasar dari koperasi di Indonesia, karena
dasar yang kuat akan membuat koperasi menjadi hal yang penting di Indonesia.