Rabu, 21 November 2012

PENYEBAB KEGAGALAN KOPERASI


NAMA            : SYAIFUL BAHAR
NPM               : 16211978
KELAS           : 2EA24


PENYEBAB KEGAGALAN KOPERASI

Masalah efisiensi koperasi di negara-negara bekembang (termasuk di Indonesia) telah menjadi bahan diskusi panjang terhadap penyebab kegagalan koperasi. Hanel (1985 ), sudah mengkritisi bahwa kegagalan koperasi di negara-negara berkembang disebabkan karena:

Dampak koperasi terhadap pembangunan yang kurang atau sangat kurang dari organisasi koperasi, khususnya karena koperasi tidak banyak memberikan sumbangan dalam mengatasi kemiskinan dan dalam mengubah struktur kekuasaan sosial politik setempat bagi kepentingan golongan masyarakat yang miskin.
Jasa-jasa pelayanan yang diberikan oleh organisasi koperasi seringkali dinilai tidak efisien dan tidak mengarah kepada kebutuhan anggotanya, bahkan sebaliknya hanya memberikan manfaat bagi para petani besar yang telah maju dan kelompok-kelompok tertentu.
Tingkat efisiensi perusahaan-perusahaan koperasi rendah ( manajemen tidak mampu, terjadi penyelewengan, korupsi, nepotisme dll ).
Tingkat ofisialisasi yang yang sering kali terlampau tinggi pada koperasi (khususnya koperasi pertanian ), ditandai dengan dukungan/bantuan dan pengawasan yang terlalu besar, struktur komunikasi dan pengambilan keputusan memperlihatkan sama seperti pada lembaga-lembaga birokrasi pemerintah, ketimbang sebagai suatu organisasi swadaya yang otonom, partisipatif dan berorientasi pada anggota.
Terdapat kesalahan-kesalahan dalam memberikan bantuan pembanguan internasional dan khususnya kelemahan-kelemahan pada strategi pembangunan pemerintah yang diterapkan untuk menunjang organisasi koperasi.
Untuk mencoba mengatasi masalah tersebut, lebih lanjut Hanel merumuskan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan koperasi yang memiliki tugas utama dalam mempromosikan anggotanya sebagai berikut:
Organisasi koperasi harus berusaha secara efisien dan produktif, artinya koperasi harus memberikan manfaat dan menghasilkan potensi peningkatan pelayanan yang cukup bagi anggotanya.
Organisasi koperasi harus efisien dan efektif bagi anggotanya, artinya bahwa setiap anggota akan menilai bahwa manfaat yang diperoleh karena berpartisipassi dalam usaha bersama merupakan kotribusi yang lebih efektif dalam mencapai kepentingan dan tujuan-tujuannya ketimbang hasil yang mungkin diperoleh dari pihak lain
Dalam jangka panjang, kopersi harus memberikan kepada setiap anggotanya suatu saldo positif antara pemanfaatan ( insentif ) yang diperolehnya dari koperasi dan sumbangan ( kontribusi ) yang diberikan kepada koperasi.
Koperasi harus mampu menghindari terjadinya situasi dimana kemanfaatan yang dihasilkanoleh uaha bersama/koperasi menjadi milik umum, artinya koperasi harus mampu mencegah timbulnya dampak-dampak dari penumpang gelap ( free raider ) yang terjadi karena usaha koperasi mengarah kepada usaha bukan anggota. Kondisi sepuluh tahun setelah itu, pada dasawarsa 90-an, agaknya kondisi koperasi era 80-an masih belum banyak mengalami perubahan seperti yang dikemukakan oleh Yuyun Wirasasmita ( 1991), yang masih mendapatkan koperasi dengan kondisi:
1. Fungsi dan tujuan koperasi tidak seperti yang diinginkan para anggotanya.
2. Struktur organisasi dan pengambilan keputusan sukar dimengertidan dikontrol anggota dan dipandang terlalu rumit bagi anggota.
3. Tujuan koperasi dipandang dari sudut pandang anggota sering dianggap terlalu luas atau terlalu sempit
4. Karyawan koperasi dan para manajernya dalam menjalankan perusahaan koperasi sangat tanggap terhadap arahan pengurus dan atau pemerintah tetapi tidak tanggap terhadap arahan anggota.
5. Fasilitas koperasi terbuka juga bagi non anggota sehingga tidak ada perbedaan manfaat yang diperoleh anggota dan non anggota.Keberpihakan Pemerintah Sebagai Salah Satu Penyebab Gagalnya Koperasi Indonesia.

Pernah melihat Kantor koperasi di Indonesia yang megah?  Pernah dengar Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia yang tersebar luas diseluruh Indonesia?  jawab saya adalah, tidak.  Koperasi di Indonesia memang belum pernah semaju itu hingga saat ini.  Banyak hal yang melatar belakangi hal itu, mulai dari kurangnya dana yang digunakan sebagai modal, hingga hal lain yang sepele, misalnya ketidakjujuran pegawai koperasi Indonesia.  Dalam tulisan ini, penulis akan membahas salah satu penyebab kegagalan koperasi di Indonesia, yakni keberpihakan pemerintah sebagai salah satu penyebab gagalnya koperasi Indonesia.

Pengurangan subsidi dan membuka pasar selebar – lebarnya tanpa adanya kebijakan proteksi sama sekali merupakan ciri kapitalis  yang kental.  Namun, hal itulah yang kini mulai dirintis oleh Indonesia, dengan ikut dalam Asean Free Trade Area, selain itu juga bergabung dalam China-Asean Free Trade Area.  Hal ini semakin menunjukan pengkhiantan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap ideologi pancasila.
Lantas setelah pemerintah melakukan pengkhianatan ideologi, lalu?  Hal ini yang sebenarnya menjadi masalah.  Disini terlihat bahwa Indonesia tidak ingin konsisten dengan ideologinya, disaat negara – negara lain mempertahankan eksistensi ideologinya.  Pemerintah terlalu perhatian terhadap hal lain.  Dengan berkurangnnya perhatian pemerintah terhadap per-koperasian di Indonesia, membuat koperasi terbengkalai.  Mulai dari masalah permodalan, kurangnya regulasi, dan lain sebagainya.  Segala yang tidak diperhatikan, pasti akan menimbulkan suatu hal yang buruk.

Jadi apabila memang Indonesia menginginkan kemajuan koperasi, pemerintah harus konsisten terlebih dahulu terhadap ideologi pancasila, karena itulah yang menjadi dasar dari koperasi di Indonesia, karena dasar yang kuat akan membuat koperasi menjadi hal yang penting di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar